Newcastle United tengah menghadapi krisis transfer yang nyata—manajer Eddie Howe secara terbuka menyatakan bahwa Profit and Sustainability Requirements (PSR), dikenal sebagai aturan Premier League tentang “Keuntungan dan Keberlanjutan,” telah mengendalikan aktivitas klub di bursa transfer musim panas ini. Ia mengungkap bahwa aturan tersebut menjadi penghalang utama ambisi klub dalam merekrut pemain alamat utama seperti Benjamin Sesko, Hugo Ekitike, James Trafford, hingga Joao Pedro.
PSR menetapkan batasan kerugian maksimum sebesar £105 juta selama periode tiga tahun bergulir. Setiap biaya transfer dibebankan secara bertahap atau amortisasi—misalnya, transfer £50 juta dihitung sebagai £10 juta per tahun selama lima tahun. Akibatnya, Newcastle masih ‘membayar’ biaya transfer dari musim-musim sebelumnya, dan biaya ini terus menumpuk dalam laporan keuangan klub.
Karena PSR ketat, klub sering berada dalam posisi di mana setiap pembelian harus diimbangi dengan penjualan. Seperti yang dijelaskan oleh fans di forum Reddit:
“PSR rules dictate you can only spend (net, so total after sales) a certain % of your turnover”
dan
“You can’t lose more than £105m over a 3 year rolling period.”
Aktivitas transfer Newcastle menjadi sangat terfokus pada menjual pemain—terutama yang memiliki nilai tinggi—hanya untuk mengimbangi pembelanjaan dalam batas PSR.
Meskipun Newcastle memiliki potensi untuk meraih pendapatan komersial lebih besar melalui sponsor, klub mencatat bahwa struktur PSR lambat merespons pertumbuhan komersial klub. Klub perlu meningkatkan pendapatan melalui merchandise, sponsor baru (seperti Adidas/SELA) dan pendapatan kompetisi Eropa untuk memperlebar “headroom” keuangan—area di mana mereka bisa mendanai transfer tanpa melanggar batas PSR.
PSR memang dirancang untuk memastikan klub tidak membelanjakan lebih dari kemampuan mereka—namun, ini juga membuat klub seperti Newcastle tertahan, sementara klub-klub besar lainnya memiliki keuntungan struktural. Fans percaya bahwa sistem ini “mengunci” klub-klub besar di posisi dominan dan menambah kesulitan bagi klub seperti Newcastle yang sedang membangun kembali struktur finansial dan komersial mereka. Artikel ini di kutip oleh tim dunia olahraga.