Mikel Merino dikenal sebagai gelandang berbakat dengan kemampuan bertahan yang baik serta visi yang tajam dalam mengendalikan lini tengah. Namun, keterbatasannya sebagai penyerang bisa menjadi faktor yang merugikan jika Arsenal mengandalkannya untuk peran ofensif utama. Ini terlihat dari statistiknya yang cenderung lebih fokus pada umpan-umpan matang dan pergerakan di lini tengah ketimbang peluang mencetak gol.
Keterbatasan lain Merino adalah kurangnya kecepatan dan agresivitas dalam menerobos pertahanan lawan. Arsenal, yang sering mengandalkan serangan balik cepat, bisa kehilangan dinamika dalam serangan mereka jika Merino ditempatkan sebagai ujung tombak. Selain itu, Mikel Merino tidak memiliki kecepatan dan penetrasi yang cukup untuk memberikan tekanan signifikan pada pertahanan lawan. Dalam situasi serangan balik, keterbatasan ini membuatnya kurang efektif dibandingkan pemain dengan naluri menyerang yang lebih tajam.

Di sisi lain, performa Cole Palmer di klub lain memberikan pelajaran berharga bagi Arsenal. Pemain muda berbakat ini menunjukkan potensi besar dengan kemampuan menyerangnya yang impresif. Palmer mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada dan berperan penting dalam memberikan assist serta gol.
Kerja keras Nico Dominguez di Nottingham Forest patut diapresiasi, meskipun sering kali tidak terlihat di statistik. Sebagai gelandang bertahan, Dominguez berperan besar dalam menyaring serangan lawan sebelum mencapai lini pertahanan. Dia adalah pemain yang sangat disiplin dalam posisinya, membuat tekel penting, dan memberikan perlindungan yang diperlukan di lini tengah.
Secara keseluruhan, ketiga pemain ini menunjukkan bagaimana kemampuan dan peran yang berbeda di lapangan memiliki dampak besar terhadap performa tim. Keterbatasan Mikel Merino dalam menyerang menunjukkan bahwa Arsenal membutuhkan lebih banyak pemain dengan naluri menyerang. Artikel ini di kutip oleh tim dunia olahraga.