Final Liga Europa antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Bilbao bukan sekadar perebutan trofi—bagi Ange Postecoglou, ini adalah titik balik krusial dalam kariernya. Pelatih asal Australia ini menghadapi tekanan besar setelah musim Premier League yang buruk, dengan Spurs berada di posisi ke-17 dan mencatatkan 21 kekalahan, rekor terburuk dalam sejarah klub. Namun, keberhasilan membawa tim ke final Eropa pertama dalam 41 tahun membuka peluang untuk mengakhiri puasa gelar sejak 2008 dan mengamankan tiket Liga Champions musim depan.

Perjalanan Spurs ke final bukan tanpa tantangan. Di semifinal, mereka mengalahkan Bodø/Glimt dengan agregat 5-1, meski bermain tanpa beberapa pemain kunci seperti James Maddison dan Lucas Bergvall. Postecoglou menunjukkan fleksibilitas taktik dengan meninggalkan gaya menyerang khasnya demi pendekatan yang lebih pragmatis, fokus pada pertahanan solid dan efisiensi . Keputusan ini membuahkan hasil, membawa Spurs ke final Eropa yang sangat dinantikan.

Namun, di tengah pencapaian ini, Postecoglou menghadapi kritik tajam dari media. Dalam konferensi pers menjelang final, ia menanggapi keras label “badut” yang diberikan oleh seorang jurnalis, menegaskan bahwa pencapaiannya selama 26 tahun karier kepelatihan tidak layak diremehkan . Meskipun demikian, spekulasi tentang masa depannya di klub tetap beredar, dengan laporan yang menyebutkan bahwa posisinya bisa terancam terlepas dari hasil final.

Postecoglou sendiri tetap fokus pada misi membawa Spurs meraih trofi. Ia menekankan bahwa kemenangan di final bukan hanya tentang gelar, tetapi juga tentang membangun fondasi untuk masa depan klub. Dengan dukungan pemain seperti Micky van de Ven, yang menyatakan keyakinannya bahwa tim layak mendapatkan trofi, semangat dalam skuad tetap tinggi meski menghadapi musim yang sulit.

Final di Bilbao menjadi momen penentu bagi Postecoglou dan Tottenham. Kemenangan bisa mengukuhkan posisinya dan memberikan harapan baru bagi klub, sementara kekalahan berpotensi mempercepat perubahan di level manajemen. Bagi Postecoglou, ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa, meski menghadapi tantangan besar, ia mampu membawa Spurs kembali ke jalur kejayaan. Artikel ini di kutip oleh tim dunia olahraga.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *